Kamis, 02 Juli 2009

Detective Rossie Part. 1

Intro..

Di suatu sore, sang pengembara singgah di suatu kota untuk beristirahat sejenak. Ia memasuki penginapan dan memesan kamar untuk melepas lelah malam ini. Kamar No.358 yang ia dapat, maka ia diantar oleh pelayan penginapan menuju kamarnya yang berada di lantai 3.

Sesampainya di kamar, ia berfikir, apa yang telah ia lakukan hingga ia sampai disini, ia tak habis pikir. Ia telah meninggalkan kampung halamannya, hanya untuk mencari benda yang ia tak tahu dimana letaknya ? itu adalah sebuah pemikiran yang sangat tolol. Setelah selesai menggerutu, sang pengembara melepas seluruh pakaiannya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari debu-debu yang menempel di tubuhnya. Memang, terlalu banyak kotoran yang menempel setelah ia melewati padang pasir yang menjadi perbatasan kampung halamannya dengan kota yang ia singgahi sekarang, Kota Soghul.

Ia merapihkan pakaiannya dan bergegas keluar untuk mencari makan malam. Wow, di luar terasa sungguh dingin, suhu saat malam di kota padang pasir sungguh berbeda ketika suhu di siang hari, yang sangat panas tentunya. Maka ia kembali ke kamarnya untuk sekedar memakai syal domba dan topi wool yang di berikan kekasihnya sebelum berangkat mencari benda yang ia tak tahu dimana itu. Dan tak lupa ia mengambil sekantung tembakau dan beberapa kertas papirnya.

Setelah rapi dengan segala macam hal yang ia butuhkan, maka ia keluar lagi untuk mencari makan malam. Ia memberhentikan sebuah becak - ya kalau memang kendaraan di sebut becak, karna kendaraan itu beroda 4, dan seorang pengemudi berada di belakang penumpangnya.

"Antarkan saya menuju pusat kota." Ujar pengembara.
"Baik Sir." Ujar Supir Becak.

Pengembara kembali membuka buku catatan yang selalu ia bawa. Ya, sebuah buku jurnal harian kecil yang biasa dimiliki seorang detektif. Buku kecil yang pinggirannya di hiasi oleh pita kecil berwarna emas. Di tengah cover buku jurnalnya, terdapat tulisan, Detektif Rossie A. , 30th Street, Lagung City. Ia membuka buku itu dengan perlahan dari tengah buku menuju akhir buku, dan matanya berhenti pada tulisan.

-----------------------------------------------------------------------------------------

The King Alexander IV Request !! -IMPORTANT-

"Aku minta kepada seluruh rakyat di seluruh Bright Kingdom untuk mencari sebuah benda yang ada di mimpiku. Benda itu sebuah kristal yang sebesar kepalan tangan orang dewasa, berwarna hijau terang, bercahaya sangat terang jika dilewati cahaya. Di pangkal benda itu terukir tulisan King Alexander II, nama Kakekku. Benda itu berada di sebuah kota, yang jika pada siang hari, tempat itu terasa dingin. Tapi pada malam hari, kota itu terasa sangat panas. Banyak bangunan yang belum pernah aku lihat sebelumnya, atapnya menyerupai kubah masjid, tapi tembok-temboknya menyerupai sebuah gereja kecil. Hampir semua bangunan yang ada berwarna putih. Dan benda tersebut persis berada dalam bangunan terbesar yang ada di kota itu. Terdapat di tengah ruangan yang berisi dengan banyak permata-permata indah di dalamnya, tapi hanya benda itu yang terlihat sangat mencolok."

Reward :
Bagi yang menemukan benda itu, dan memberikannya padaku akan aku berikan uang tunai sebesar $500.000 ,- . Dan aku akan mengabulkan sebuah permintaan yang sesuai untuk penemu benda itu.

King Alexander IV
-----------------------------------------------------------------------------------------

'Hmm, disini ada beberapa petunjuk yang dapat terpikir dengan akal sehat, tapi dimanakah kota itu ? Dan jarang sekali seorang raja meminta bantuan rakyatnya, mengapa ia tidak memerintahkan saja prajuritnya itu ? Apakah benda ini sangat sulit di dapatkan sampai-sampai ia meminta bantuan rakyat ? Sungguh sulit di mengerti.' Pikirnya.

"Sir, kita sudah sampai di pusat kota, dan selamat menikmati keindahan Kota Soghul, Sir" Ucap Supir Becak menyadarkannya dari lamunan.

"oh, okay, terima kasih" Ujarnya turun dari becak, dan tak lupa memberikan uang tip untuknya.

Memang benar, Kota Shogul adalah kota yang sungguh indah. Banyak sekali lampu-lampu jalanan yang menghiasi pusat kota dengan mewahnya. Dan di tengah bangunan-bangunan yang tersusun melingkar, terdapat sebuah tugu air pancuran besar. Sangat besar, mungkin seluas rumah penduduk biasa di kota ini. Di sekelilingnya, terdapat taman bermain anak-anak yang tertata rapi. Pohon-pohon akasia tumbuh menaungi wahana-wahana bermain anak-anak. Sama sekali tak ada rumput yang tumbuh di taman bermain, hanya beberapa tanaman kaktus setinggi setengah badan orang dewasa yang menjadi hiasan di dalam taman selain pohon akasia.

To be Continued.....

Tidak ada komentar: